Kamis, 04 Juni 2020

HARAPAN KECIL UNTUK MALUKU BARAT DAYA YANG BESAR



                                         Part 1 
                                         Oleh :
                                    Yonas Amos
                 Founder & Direktur Ruang Aspirasi


Saat ini, ditengah masa pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, kita akan dihadapkan dengan Pemilihan Kepala Daerah.  Kabupaten Maluku Barat Daya adalah salah satu dari 4 Kabupaten di Provinsi Maluku, yang akan melaksanakan pesta demokrasi.  Dikutip dari Kompas.com, Selasa 2 Juni 2020, Komisi Pemilihan Umum memastikan  bahwa tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 akan dimulai pada tanggal 15 Juni mendatang dan tahapan pemungutan suara akan jatuh pada tanggal 9 Desember 2020. 

Kabupaten Maluku Barat Daya sejak berdirinya telah melewati 2 kali tahapan Pemilihan Kepala Daerah dan Pilkada yang akan datang adalah yang ketiga kalinya. Tentunya disetiap berlangsungya Pilkada, kita berharap agar Pilkada menjadi pesta demokrasi yang dapat dinikmati setiap orang yang telah memiliki cukup umur untuk mengikutinya. Untuk maksud itulah sebelum Pesta ini dilaksanakan, penulis ingin memberikan harapan agar kita menjadi rakyat yang optimis menyambut pesta kita ini.   

PILKADA DAMAI

Dalam gelaran pilkada, benturan kepentingaan merupakan hal yang wajar – wajar saja terjadi mengingat semua paslon ingin memenangkan kompetisi, benturan kepentingan ini berjalan lurus dengan akan terciptanya segmentasi masyarakat yang pro paslon A atapun pro paslon B atau paslon C, kondisi ini tentunya akan mengganggu kehidupan social masyarakat sehingga besar harapannya agar PILKADA DAMAI dapat diciptakan oleh para pemain yang berkepentingan. 

PERANG IDE DAN GAGASAN

Kita sering mendengar isu-isu yang sifatnya personal dalam setiap kali gelaran pilkada. Selaku calon kepala daerah, tentu sangat tidak arif ketika dalam kontestasi bukan perang ide dan gagasan yang dimainkan tetapi justru perang isu personal yang bisa saja mengadu domba konsituen satu dengan yang lainnya. Benar bahwa perang ini tidak dilakukan secara langsung oleh Paslon tersebut tetapi yang mau dihimbau disini adalah para actor intelektual dan para pemain lapangan yang dikemudian hari akan sangat berperan penting dalam hal ini agar tidak mengotori gelaran pilkada MBD ini dengan isu-isu personal tetapi menciptakan  ide dan gagasan yang dapat menarik minat masyarakat untuk memilih. Dengan memainkan perang ide dan gagasan secara otomatis akan menurunkan intensitas ketersinggungan dikalangan masyarakat.  

STOP MONEY POLITIK 

Politik uang merupakan praktek yang biasa ditemui dalam pesta 5 tahunan ini. Tidak menutup kemungkinan bahwa praktek ini marak terjadi pada proses 2 kali gelaran pilkada yang lalu. Jauh sebelum itu terjadi pada pilkada kali ini maka, mari kita berharap agar Para Paslon yang akan bertanding nanti tidak mempraktekan money politik. Money Politik ini banyak bentuknya, mulai dari membayar untuk dipilih, membayar untuk merubah hasil perolehan suara, merupakan beberapa praktek money politik yang sering ditemui. Jika dibiarkan maka ketika terpilih dan mempin nanti Kepala Daerah yang mengeluarkan cost anggran yang begitu besar dalam pilkada bisa saja dalam kepemimpinannya melakukan korupsi untuk menutup kembali semua pengeluaran yang telah dikeluarkan selama pilkada ketika ini terjadi maka berhentilah berharap kita akan melihat pembangunan yang signifikan bagi Daerah kita ini. 

Ini Merupakan 3 hal mendasar dari sisi Peserta 
Pemilu yang akan sangat mempengaruhi jalannya pesta demokrasi. Apakah tiga hal ini akan dapat dilaksanakan atapun  tak terlaksana tergantung Para peserta yang akan bertanding nanti. 

Bagaimana dengan kita, Rakyat yang memiliki hak suara yang akan dijadikan sebagai konsituen? Apakah kita akan masuk pada segmentasi yang tercipta akbitat dari benturan kepentingan yang terjadi ? Sejauhmana kita mempersiapkan diri untuk menyambut pesta ini ?

Bagaimana kita bersikap dalam pemilu (Perilaku Pemilih) akan sangat menuntukan posisi kita pada pesta yang akan berlangsung nanti. Penulis akan mencoba berbagi beberapa perilaku pemilih yang menurut penulis sering ditemui pada helatan pilkada. 

Pendekatan Sosiol

Pendekatan social ini sering sekali ditemui ketika seseorang ingin menentukan pilihannya, contoh seperti :
“Saya memilih Paslon A, dikarenakan saya satu kampong dengan Paslon A”
“Saya memilih Paslon B dikarenakan saya punya hubungan keluarga dengan Paslon B”
Jika kita memilih berdasarkan factor ini maka kita adalah pemilih yang memilih berdasarkan pendekatan social kita. 

Simpatisan Partai  

Simpatisan Partai adalah kita yang memilih Paslon A atau Paslon B dikarenakan Paslon A atau Paslon B didukung oleh Partai yang kita sukai walaupun kita tidak memiliki legalitas keanggotaan dari partai tersebut. 

Pemilih Opportunis

Pemilih Opportunis adalah kita yang memilih dengan memperhitungkan siapa kita dan kita dapat apa, biasanya pemilih opportunis adalah kita yang meiliki status social serta dapat mempengaruhi orang untuk memilih dalam istilah politik kita disebut elite karena memiliki pengikut yang dapat dipengaruhi untuk memilih. Dalam posisi ini tentu kita akan mencari keuntungan untuk diri sendiri atau kelompok. Poin penting yang perlu dicatat adalah jangan sampai salah satu dari kita yang menjadi massa pengikut dari para elite yang opportunis. 

Pemilih Pragmatis

Pemilih Pragmatis adalah kita yang tidak memilik pemahaman tentang hak-hak politik kita sebagai warga Negara sehingga dengan gampangnya hak politik kita dibeli oleh uang, ketika kita belum punya ketetapan hati untuk memilih salah satu paslon sedangkan besok adalah hari pemungutan suara akan dilaksanakan dan pada pagi-pagi subuh ada orang yang datang memberikan uang dengan ketentuan harus memilih paslon tertentu dan akhirnya kita memilih paslon tersebut, pada posisi ini kita adalah pemilih yang pragmatis yang terus melanggengkan praktek money politik. 

Pemilih Apatis

Pemilih apatis adalah kita yang bodo amat sama semua hiruk pikuk pilkada dan cenderung memilih untuk tidak memilih (GOLPUT). 

Pemilih Rasional 

Pemilih rasional adalah kita yang memilih berdasarkan ide dan gagasan (Visi-Misi) yang ditawarkan oleh Paslon A atau Paslon B yang menurut kita baik untuk kemajuan daerah kita kedepan kelak ketika Mereka yang kita pilih memimpin. 

Ini adalah beberapa perilaku pemilih yang biasanya kita praktekan dalam helatan pilkada yang kita ikuti. Dari keenam perilaku pemilih diatas, kitalah yang menentukan mau seperti apa sikap kita pada Pilkada Maluku Barat Daya desember mendatang. 

Pesta Demokrasi ini akan berjalan baik dan tidaknya tergantung pada apa yang kita lakukan ketika pesta ini berlangsung. 

Semua orang memiliki otoritas atas hak politik dan sikap politiknya. 
Maukah kita mengikutinya ? 
Dengan cara apa kita mengikutinya ? 
itu adalah pilihan kita masing-masing. 

Selamat mempersiapkan diri menyambut pesta demokrasi… 
KALWEDO …. !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PATOLOGI BIROKRASI DI TUBUH PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

Patologi Birkorasi atau penyakit birokrasi adalah hasil kerja dari struktur birokrasi yang salah, managerial birokrasi yang amb...